Waspadai 5 Modus Penipuan di Media Sosial
Kita sering menjumpai penawaran produk dengan harga yang sangat murah di bawah pasaran, ada juga yang tiba-tiba memberi hadiah gratis dari nomor tidak dikenal, atau mendapatkan penawaran menggiurkan lainnya melalui media sosial seperti whatsapp, facebook, telegram, twitter dan lain sebagainya. Kira-kira tawaran tersebut penipuan bukan ya? Supaya tidak terjebak, simak pembahasan 5 modus penipuan di media sosial berikut ini.
Pertama, menjual barang dengan harga di bawah pasaran.
Adanya kemudahan dalam melakukan transaksi jual beli secara online saat ini, membuat beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk mencari keuntungan dengan cara yang tidak jujur. Salah satu modus yang paling sering dijumpai adalah menjual barang dengan harga yang sangat murah bahkan di bawah pasaran. Barang-barang yang dijual umumnya barang elektronik seperti handphone, laptop, TV, atau ada juga yang menjual perhiasan emas. Alasan barang tersebut dijual dengan harga di bawah pasaran dikarenakan barang tidak ditebus oleh peminjam, butuh uang, cuci gudang, dan lain sebagainya.
Umumnya penipu akan membuat pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu. Setelah pembayaran diterima, mereka akan memblokir semua media sosial dan kontak mereka dari si pembeli.
Kedua, menang undian berhadiah.
Biasanya si penipu akan menghubungi targetnya dan menyampaikan bahwa ia memenangkan undian berhadiah yang harus dicairkan dengan sejumlah uang. Si penipu akan merayu dan membujuk sedemikian rupa sampai targetnya mau melakukan transaksi, seperti transfer atau mengisi saldo pada aplikasi fintech milik penipu dengan jumlah tertentu.
Ketiga, transfer dengan nominal lebih.
Bukti transfer bisa disalahgunakan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengedit atau membuat bukti transfer palsu untuk melancarkan tindakan penipuannya. Biasanya penipu akan membeli atau memesan sesuatu kepada penjual di media sosial, lalu pada saat melakukan pembayaran, si penipu akan mengirimkan bukti transfer palsu dengan nominal lebih dari yang seharusnya dibayarkan. Dengan begitu, penipu akan memiliki alasan untuk meminta kepada penjual menstransfer kembali uang kelebihannya. Jika penjual tidak teliti dan tidak memeriksa mutasi rekening terlebih dahulu, tentu ia akan tertipu dengan mentransfer kembali uang yang sebenarnya tidak pernah masuk ke rekeningnya.
Keempat, mencuri data pribadi.
Hal ini biasanya dilakukan dengan cara, penipu mengirimkan link sebuah situs web palsu yang dibuat seolah-olah web resmi melalui whatsapp, DM instagram atau aplikasi chat lainnya. Di dalam web tersebut terdapat malware yang bisa mengakses data pribadi secara ilegal. Dan setelah penipu mendapatkan data pribadi korban, maka data tersebut akan disalahgunakan untuk mencari keuntungan. Seperti mentransfer sejumlah uang atau berbelanja menggunakan data pribadi korban, dan lain sebagainya.
Kelima, akun palsu.
Media sosial yang digunakan untuk menjalankan bisnis juga sering menjadi tempat untuk melakukan aksi penipuan. Seperti membuat akun palsu dengan nama perusahaan yang sudah terpercaya dikalangan umum, hal ini bertujuan agar mudah dipercaya oleh masyarakat. Nama Sili Gadai pun juga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab di media sosial telegram. Akun tersebut mengatasnamakan Sili Gadai Nusantara untuk melakukan kegiatan lelang beberapa barang seperti barang elektronik, perhiasan, dan lain sebagainya. Sedangkan Sili Gadai tidak pernah melakukan lelang selain di instagram dan website resmi kami.
Nah, itulah 5 modus penipuan di media sosial versi Sili Gadai. Mulai sekarang kita harus lebih bijak, teliti, dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial, agar supaya jangan sampai menjadi korban penipuan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!